A. Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. mendata pokok-pokok isi anekdot;

2. mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot.

Anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran lucu terhadap kejadian yangmenyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.

Isi anekdot adalah sindiran dan kritikan terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.

Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadaP kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.

Struktur teks anekdot adalah abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

Ciri kebahasaan teks anekdot adalah sebagai berikut:

a. menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu;

b. menggunakan kalimat retoris;

c. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat;

d. menggunakan kata kerja aksi;

e. menggunakan kalimat seru.

Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot Dalam kegiatan sebelumnya, kamu sudah memahami bahwa salah satu perbedaan antara humor dan anekdot adalah pada fungsinya. Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat (biasanya berupa kritik).

Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.

Mengenal Berbagai Pola Penyajian 1eks Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.

Perhatikan kutipan berikut ini.

Tono : "Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk,| tidak pernah mau berdiri."

Udin : "Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton"

Dari kutipan anekdot di atas kamu dapat melihat bahwa kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik ("....).

2. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.

3 Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua (:)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.

Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.

Contoh 1

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.

 Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.

Udin :  "Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.

Tono :  "Ya, Udin tahu sebabnya."

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri."

Tono : Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.

Udin : "Loh, apa hubungannya."

Tono : Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.

Udin : ???

Cara Keledai Membaca Buku

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.Namun Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu Keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledaiitu, ia memikirkan apa yang  akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. la kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, Bagaimana cara mengajari keledai membaca?

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledal itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditenmukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah vang ia lakukan terus sampai 1a terlatih membalik balik halaman buku itu.

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya". Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.

Dari dua contoh anekdot di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1. Siapa yang diceritakan dalam anekdot 1 dan 2?

2. Masalah apa yang diceritakan dalam anekdot 1 dan 2?

3. Temukan unsur humor dalam anekdot 1 dan 2!

4. Menurut pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam anekdot tersebut?

5. Mengapa cerita lucu tersebut disebut anekdot?

 

NB:

1. Catatlah materi tersebut di buku catatanmu.

2. Kerjakan tugas dibuku latihanmu dan dikumpulkan ketika ada pertemuan tatap muka.